Sabtu, 18 Oktober 2014

maaf tak ada mahabarata dirumah kita

Sungguh tak layak bagi keluarga muslim untuk menyetiakan diri di depan TV sambil bersimpuh khusyu’ menonton Mahabarata ANTVMahadewa - ANTV, dan sejenisnya yang merupakan parade kisah sesembahan orang musyrik. Inilah virus akidah yang tak layak berakar di rumah seorang muslim yang meyakini hanya Allah satu-satunya sesembahan yang berhak disembah dengan benar.
Sungguh kisah-kisah fiktif yang merupakan rentetan kisah yang mereka dewakan bukanlah nutrisi, madu atau susu yang harus disuplai di hadapan anak-anak termasuk di hadapan orang tua sendiri. Suapan-suapan kisah yang ada justru akan menjadi virus yang akan menghantam jantung akidah seorang muslim. Rasanya begitu memilukan sekiranya keluarga muslim jadi hamba bagi kisah fiktif Mahabarata. Mereka menyediakan dan mengkhususkan waktu untuk mendengar, menonton dan menikmati kisah dusta lagi kufur.
Tak ada risih. Tak ada rasa malu terhadap mushaf al-Quran yang ada di rak. Tak ada malu terhadap al-Qur’an yang tersimpan dalam dada. Tak ada risih terhadap maksiat yang diperagakan artis India itu. Begitu asyik dan begitu menikmati. Kesetiaan mereka untuk duduk di majelis tontonan ini menandakan adanya ketertarikan terhadap kisah yang ada.
Bagaimana mungkin keluarga muslim duduk asyik mencerna potongan-potongan kisah orang musyrik? Kenapa justru membiarkan kisah Mahabarata menjadi suapan dan tuntutan? Dimanakah kewibawaan tauhid yang bersarang di dada sehingga tak mampu beranjak dari hadapan layar kaca?
Sungguh, kesempurnaan tauhid tergapai apik dengan meninggalkan sesembahan lain termasuk kisah picisannya. Ketika Islam mengharamkan parade ritual kesyirikan yang dilakoni millah lain maka Islam mengharamkan pula kaum muslimin untuk larut dalam kisah-kisah mereka. Allah berfirman:
فاجتنبوا الرجس من الأوثان واجتنبوا قول الزور
“Maka jauhilah penyembahan berhala yang najis itu dan jauhilah pula qaula az-zur.” (QS al-Hajj: 30)
Para ulama menyebutkan bahwa makna “qaul az-zur” adalah semua ungkapan yang diharamkan. Ulama juga menjadikan tontonan terhadap “qaul az-Zur” adalah hal haram. Lihatlah Allah menggandengkan larangan terhadap “qaul az-zur” dengan larangan menjauhi sesembahan dan berhala. Anehnya, sebagian muslim menjadikan kisah Mahabarata dan sejenisnya yang lebih dari “qaul az-zur” sebagai hiasan mata dan telinga di depan layar kaca.
Tak ada teladan lain selain keteladan yang pernah diperagakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalllam. Tak ada sosok lain yang lebih mengagumkan dan layak dikagumi selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalllam. Tak ada kisah lebih heroik yang pernah terkisahkan di muka bumi sepanjang masa dibandingkan kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalllam.

0 komentar:

Posting Komentar